Selasa, 10 Januari 2012

TUGAS 4


4.1
Tolong-menolong:
Dalam kehidupan individu baik perseorangan atau sendiri, manusia tidak dapat hidup secara individual, karena kita sebagai manusia pasti membutuhkan orang lain, bisa dalam hal bertukar fikiran, berbagi pengalaman, pasti membutuhkan sifat saling tolong menolong, bahkan untuk membangun sebuah keluarga kita juga pasti membutuhkan orang lain untuk menjadi pasangan hidup kita. Terdapat beberapa perilaku yang dimiliki seseorang yang individu, diantaranya yaitu perilaku sadar, perilaku tidak sadar, perilaku tampak dan tidak tampak, perilaku kompleks dan sederhana, dan perilaku kognitif, afektif, kognatif, serta psikomotor.
Contoh:
Perkembangan dari sifat individu, manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi berproses dan anak akan berkembang menjadi dewasa, kehidupan dan masa depan dia pun tergantung oleh pertolongan seseorang yaitu orang tua yang bertindak sebagai pengasuhnya.

Kerjasama:
Pada dasarnya setiap individu pasti memiliki kekurangan dan pasti tidak selalu sempurna dalam hal apapun. Ketidak sempurnaan ini yang menyebabkan adanya kerjasama bagi setiap individu yang ingin menjadi sempurna. Kerjasama ini dapat terjadi pada beberapa kerjasama baik itu antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok ataupun individu dengan kelompok atau sebaliknya. Hidupnya suatu inividu tidak akan berjalan lancar apabila ia sama sekali tidak melakukan interaksi dengan indivudu lain, pastilah melakukan suatu kerja sama untuk mencapai cita-citanya.
Contoh:
Misal dalam sebuah perusahaan tidak akan berjalan lancar apabila pada setiap pegawai yang bekerjannya tidak melakukan komunikasi dan menjalankan kerjasama, pastilah perusahaan tersebut tidak akan maju karena tidak ada komunikasi yang menimbulkan kakta sepakat. Begitu juga kerjasama antara perusahaan yang dapat bekerjasama dengan melakukan sebuah pekerjaan yang tidak bisa hanya ditangani oleh satu perusahaan saja pastilah membutuhkan kerjasama antara perusahaan.

Kompetisi:
Kompetisi atau yang biasa disebut dengan persaingan sangat dibutuhkan oleh setiap individu yang ingin menjadi yang terbaik, tidah hanya itu kompetisi juga sebagai tolak ukur bagi invividu untuk mengetahui seberapa mampukan individu tersebut bersaing dalam setiap jenjangnya. Kompetisi ini biasa juga dikatakan pencarian yang baik dari yang terbaik artinya kesempurnaan adalah hasil dari kompetisi, kompetisi harus dilakukan dengan sehat artinya murni atau tidak ada kecurangan dalam menentukan yang terbaik dalam setiap persaingannya.
Contoh:
Pada setiap jenjang pendidikan baik dari SD sampai perguruan tinggi dalam setiap kelas pasti selalu terjadi persaingan untuk menjadi yang terbaik atau yang biasa kita sebut dengan ranking, pada tingkatan rangking pertama lah yang terbaik itu dapat ditentukan atau juga sebagai juara kelas.

Konflik:
Dalam  dunia kehidupan setiap individu pasti pernah mengalami konflik baik dari dirinya sendiri atau konflik dengan individu lain, konflik ini merupakan pertentangan atau perselisih paham dengan individulain mengenai apa yang dilakukan. Konflik sering terjadi apabila keduabelah pihas saling merasa benar dan merasa dirigikan dengan perbuatan dari yang bertikai. Konflik tidak hanya secara fisik tetapi juga bias berupa batin yang selalu dipendam dan terus menerus berkepanjangan.
Contoh:
Dalam suatu organisasi terdapat dua kelompok yang saling bertikai tentang apa yang mereka petentangkan, salah satu kelompok tersebut merasa benar dan satunya lagi merasa paling benar dengan apa yang mereka perbuat, pada akhirnya akan menimbulkan suatu konflik yang pada akhirnya berujung dengan ketidak harmonisan dalam organisasi tersebut yang justru akan memperburuk keadaan organisasi tersebut.

4.2
Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Menurut beberapa ahli pelapisan masyarakat adalah sebagai berikut:
v Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
v Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
v Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
v Menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Kesamaan Derajat
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita- citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal. Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara  berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2)  menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Elite dan Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Contoh:
Dalam setiap individu tentu memiliki kesamaan yang sama, misalkan dalan setiap individu yang lahir kebumi ini mereka semuanya berhak mendapatkan pengasuhan sampain dapat hidup dengan mandiri, seterusnya ketika telah dewasa dan berhak mendapat pendidikan dan kasih saying dari orang tua. Semua individu tersebutlah yang berhak mendapatkanya dan semua derajat merekapun sama baik dimata Tuhan atau sesame individu.

Universitas Gunadarma

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut